carousel

Daftar ke PayPal dan langsung menerima pembayaran kartu kredit.

Friday, January 09, 2009

Di Kertas Putih ini Kuharus Berkata Apa

Di kertas putih ini kuharus berkata apa selain dari bentuk cinta
Karena kutahu hanya itu, ku dapat berangan untuk bahagia
Maaf jika ku tanpa henti melukai, menjadikanku sosok orang yang tidak dapat kau mengerti
Lagi-lagi hanya kata itu yang keluar, karena ku tak mampu banyak berkata untukmu

Rasa itu sungguh mati,
Cinta yang dulu ku agungkan sudah tak berarti tinggi
Puisi yang kutuliskan sudah tak indah lagi

Kuharus apa?
Jauh sudah kuukur kedalaman nyeri yang tidak pernah terobati ini tampak
Jawabanya adalah sedalam mereka membawa asaku hingga mati.
Tuhan kau anugerahkan Cinta yang demikian manis itu dalam hidupku
Dan aku untuk kesekian kali mereka sakiti masih terus mejauhi mimpi di esoknya hari
Ku berdosa sungguh menelantarakan indahnya cinta yang berbunga
Berusaha keras berfikir cinta itu bukan luka
Kuubah serpihan itu menjadi tempat untuk menahan airmata
Pernah sekali kubalut luka menjadi tawa
Memaknai cinta sebagian dari nyawa yang ada
Tumbuh dan berkembang layak bunga
Kupercaya cinta itu buah dari akar ketulusan yang tertanam dari permukaan rasa dan logika

Semenjak itu…
kutahu cinta yang pernah kukutuk padam itu kini berubah menjadi cahaya
Yang hadir dari kegelapan malam dan teriakan rasa iba dari hati yang sepi
Kutenggelam karena dia…
Ku gambarkan cinta adalah sebentuk rasa bahagia
Mengalir lembut seperti cerita dongeng penyambung mimpi
Sayangnya kutertidur terlalu lama
Hingga akhirnya Ceritaku kembali bukan hal yang nyata
Inikah akhir dari apa yang kucoba gambarkan dengan rasa suka itu sesungguhnya?
Hingga pada detik kumencinta tak tahu akhirnya?
Ku tunggu dia untuk menerjemahkan artinya tapi dia tak kunjung datang…
Kubatasi setiap cerita yang berlalu itu sampai pada akhir masa
Tapi ..kini kubiarkan dia yang pernah menjabarkan rasa cinta itu berlalu
Pergi sejauh kalbuku membeku ku tahu ia takan menuai apa-apa dari waktu ketika ku menunggu
Karena rasanya sudah usai hampir 4 tahun sudah kumenunggu.
Mimpiku tak lagi menanti sang ksatria yang menanjikanku suatu keindahan
Karena kutahu ada rasa lain yang harus kujelang

Lamunku tak lagi berukir sendu dan anganku tak lagi bersulamkan kelabu
Ternyata waktu terus berjalan dan kutak mau duniaku karam
Kubiarkan waktu berjalan layaknya air mengalir ke muara
Sampai pada waktu kumenemukanmu
Sebesar itu mungkin ku takkan mampu
Tapi biarkan kalbu membahasakannya
Ku tak sanggup menjanjikan kebahagian karena ku baru belajar berdiri dari kecacatan
Kadang kuber-ulah membuat kesakitan yang kubuat oleh tanganku sendiri
Terimakasih membuatku merasa ada
Merasakan kisah cinta seperti seutuhnya wanita, sekalipun ku tak banyak membuatmu tertawa
Saat ini engkaulah yang dapat menerimaku dengan mata tertutup
Meraba duniaku dengan penuh cinta
Mengantarkanku pada gerbang kenyataan
Mereka berteriak di daun telingaku agar ku dapat membuka mata
Untuk meyakini sosokmulah yang pantas ku cinta
Mereka berpapar cukup, untukku mengelak,bahwa cinta itu ada
Untuk merasakan manisnya cerita nyata
Maafkan aku yang berdiri dengan rasa angkuh menganggap sendiri itu cukup
Akan kuperdengarkan setiap kata yang teralun dari bibir mereka sang terpercaya.
Terimakasih pangeran, cintamu telah sampai dihari-hariku dan saat ini mulai ku genggam
Cukup egoiskah jika saat ini kumeminta kapalmu berlabuh dan tinggalah di pelabuhan
Untuk memperdengarkan keluhan, memperlihatkan kesenduan, dan menunjukan sisi kelemahan
Karena kutak berjanji di pulau yang kau singgahi ini begitu banyak kebahagiaan
Karena sesuatu yang dipandang indah tidak pernah dapat menjanjikan kesenangan hati
Biarkanlah kisah yang tidak bertutur lembut itu mengalir sehingga kelak kau dapatkan cerita akhir yang indah
Segala sesuatu yang cepat hadir maka akan cepat berlalu
Dan segala sesuatu yang indah datang terlambat tidak akan pernah luput dari usaha untuk menunggu
Kuberikan separuh hati ini untuk kau simpan
Karena ku tak mampu dengan cepat dengan seluruh isi bathin yang ada

Bulan ketiga
Tuhan mengapa selalu kuberikan tempat untuk memikirkannya,
Apa aku ini tengah gila, kerap kubayangkan dia hadir kembali menyampaikan rasa cinta untukku
Memenuhi halaman pikiran ketika kau tiada disampingku pangeran! meninggalkanku dalam kesendirian…
Maaf sayang sungguh ku tak dapat melupakan dia dengan penuh, semalam kubermimpi tentangnya
Biarkan kuhapus bayangan dia secara perlahan
Bantulah aku untuk mengusirnya dari mimpiku dengan kehadiranmu untuk meyakinkanku engkaulah cinta yang harus kujelang.

Thank’s Dear…
Untuk hari yang tidak terlupakan
Kukira cinta hanya cukup untuk disimpan, tidak perlu diungkapkan kepada sebagian dari mereka
Kusalah besar menganggap cinta adalah kebahagiaan walau hanya terpendam disanubari yang dalam
Kupercaya sekarang keberadaan rasa cinta itu berada dalam anganmu
Biarkan aku menyimpan ungkapan manis itu ditempat yang aman
Aman dari segala keterusikan yang menggoyahkan
Kubersyukur banyak Tuhan…Kau mengirimkanku sosok diaYang mulai kucintai,
Biarkan cerita ini tertulis indah sebagai dongeng pelipur lara, sebagai obat penyembuh luka
Sebagai pengingat saat lupa,tapi aku enggan menjadi kisah sendu saat kau tiada.
Tuhan biarkan kita saling memeluk walau dalam kesakitan
Biarkan ku memegang tangannya ketika kuterjatuh
Biarkan aku bertahan karenanya saat ku mulai ringkih
Biarkan kehadirannya tidak hanya sesaat dalam hidupku karenaku telah lelah
Terimakasih Tuhan memperkenankanku untuk mengenalnya lebih jauh
Terimakasih sayang untuk membuatku yakin Cinta itu ada.

Bulan kelima
Siang ini kuterhenyak sadari bunga tidur barusan
Sosok itu muncul lagi sayang dalam mimpiku walau sekejab
Tetapi lubukku sudah tidak berteriak lagi merindukannya
Bahkan sisa perasaan suka selepas tidur seperti biasanya, kutak dapat rasakan lagi seperti sebelumnya
Apakah ini berarti bayangannya berangsur menghilang
Kuberterimakasih Tuhan inilah yang kumau beberapa waktu kemarin, melupakannya seperti ini
Terimakasih sayang kau berhasil membuat Evan menghilang

Dadaku mulai sesak, nafasku mulai tak beraturan emosiku memuncak
Sungguh ku tak ingin airmata ini mengalir untuk menangisinya,
Kisah ini terlalu sulit untuk kusampaikan
Kuubah semua himpitan menjadi senyuman, tapi kembali kutenggelam
Kuharus mulai dari mana mengenai ketidaksempurnaan keluargaku
Apakah harus kusampaikan kekecewaanku tentang sosoknya, sosok beliau yang tidak kami pahami
Kadang beliau memberikan kebahagiaan yang tak ternilai tetapi tak jarang kami dibuatnya sakit,
Tak lelah kupanjatkan doa semoga membukakan pintu hatinya.
Sayang biarkan kegetiran ini aku telan sendiri, pundakmu terlalu berat untuk menopang semuanya

Maaf sayang ku terlalu banyak mengabaikan, kisahmu, ceritamu, masa lalumu bahkan perasaanmu
Kuhanya mau apa yang kuingin, kuhaya tahu apa yang kuketahui
Maaf kuhanya berfikir untuk hidupku sendiri, kadang kulupa kutengah dicintai
Kerap kepalaku berfikir aku sosok yang tak layak dicintai
Ketidakpedulianku, kemunafikanku, kekeraskepalaanku sungguh tidak layak diterima siapapun
Namun kau tetap setia hadir berdiri teguh untuk bertahan
Dan ku muak memberikan harapan dan berharap
Biarkan semuanya merangkak seperti waktu, mengalir laksana air
Sungguh kuingin menjanjikan kebahagiaan tapi kutak sanggup
Karena ketidakpantasan itu selalu muncul ketika kemenatap diriku dibalik cermin yang penuh dengan kekurangan
Maaf ku tak dapat membaca sikapmu, maaf kutidak hadir saat kau butuh
Maaf kuberpaling ketika kau menatapku, dan maaf kubuta akan ketulusanmu
Jika ku boleh meminta tetaplah disitu sebelum kelelahan menghampirimu

Tuhan Maha Adil ketikaku sakit ku menemukan obat
Ketika seorang teman meninggalkanku kuberuntung ada seseorang disampingku
Sempat kupercaya kesendirianku cukup
Kemengerti sekarang seutuhnya hidup adalah kesendirian tiada seorangpun yang menjadi teman sepanjang hidup dari napas ditiupkan hingga ajal menjelang…
Hidup pada dasarnya adalah menemani dan ditemani sampai pada akhir kisahnya kematian menghampiri. tidak peduli dalam gelap atau terang, dalam gelak tawa atau sedu sedan, ia selalu setia terhadap berbagai perubahan dan berusaha menggiring kita pada jalan yang terang.
Terlalu banyak airmata terurai dari kelopak mata yang berasal dari kehilangan, tidak cukup bosankah bahwa kita mengatasnamakan kesedihan adalah karena hati yang patah? atau bathin yang lelah mencinta dan dicintai? Tidak cukup adil jika kita memasrahkan harapan yang tidak sesuai dengan keinginan itu pada Sang waktu karena waktu tidak dapat berbuat banyak ia hanya mengerti semua harus dilalui tanpa ada tawaran untuk menghentikannya bahkan untuk cepat-cepat menyuruhnya berlalu.
Jawaban dari semua luka yang ada adalah ketidak sanggupan mereka untuk menemani lagi…
Kupaham betul semua ini berjalan alami
Ada saat datang ada saat pergi, kutak dapat paksakan kisah manis itu hinggap dan berlalu
Kuhanya mau pangeran kita seperti sahabat yang berbagi setia hitam dan putihnya cerita yang ada.

Bulan Ketujuh
Petang ini kuberlamun panjang tentang perbedaan kita tentang kekurangan kita
Kadang kuberfikir aku adalah untuk aku tak kupedulikan kamu, dia dan mereka
Naïf jika terus kuberakal seperti itu karena kenyataannya memang lain
Kuberusaha keras sayang memberikan yang terbaik untukmu. Hal yang tidak pernah kuusahakan sebelumnya
Namun peluh itu selalu ada disaat kutengah berusaha menghadapimu sosokmu yang kadang membuat kutak tahan untuk berdiam diri saja
Mungkin kodratku tak dapat kuubah seperti inilah jiwa yang kubentuk
Tapi ku tak dapat sanggah kutelah berusaha banyak menjalani perubahan sedikit demi sedikit
Baik untuk sendiri untukmu maupun untuk orang lain.
Tapi tetap didepanmu kuselalu merasa salah
Sesak nafasku jika kuukur kerasnya sifatku, kuhanya mohon dimengerti
Mengenalmu sungguh memerlukan waktu banyak, kuhanya berharap kau paham

Comments :

0 comments to “Di Kertas Putih ini Kuharus Berkata Apa”


Post a Comment