Ketika…
Ketika anganku berhenti berkoar tentang kehidupan kuyakin itu karena cinta, jauh sudah kutahan gemuruh rindu tapi tak pernah berlabuh di pelataran hati manapun, ku tak tau pasti apakah hati yang seolah membeku ini hanya untuknya, bersikeras ku berupaya senyum yang ku ulum disetiap pagi mampu membantuku bangun dikala fajar kembali, bangkitkan asa yang berbunga ketikaku masih disampingnya, ku tak dapat sangkal dialah mentariku menghangatkan ragaku hingga kebilik jantung.
Ketika…
Ketika napasku berdetak tak karuan ku tau kenangan kembali mencekikku lagi, mengiris hatiku habis atas nama rindu ia hantarkan gelisah, galau, resah, melingkupiku dikala malam. Kau tau memoriku ingin ku congkel jika kudapat melepaskannya diujung jendela kelak angin mengembalikan semuanya padamu. Sungguh muak kulihat parasmu menari dihalaman mimpi saat ku memejamkan mata karena kenyataan yang harus kudekap berbanding jauh dengan manisnya bunga tidurku semalam.
Ketika…
Ketika perih kubalut semua rasa nyeri ku tak tau luka mana yang membuatku hampir mati, amarah ini tak pernah ada untukmu sungguh sekalipun selalu hilir mudik mengisi kepalaku mengartikan aku mahkluk yang bodoh, dengan akhirnya kembali akulah satu-satunya yang memaafkanmu dengan mudah ketika semua tak pedulikanmu.
Ketika…
Ketika sepi harus kujelang sosok dirimulah yang kuartikan manis disetiap sentuhan yang kuingat, meluluh lantahkan keangkuhan untukmu tak pernah kulewatkan berbisik lembut diantara untaian doa yang kupanjatkan agar semuanya kembali seutuhnya dan waktu menyempurnakan segalanya akan kujelang jika mimpi yang kubangun itu berubah nyata.
Ketika…
Ketika napas yang berhembus itu hanya untukmu dalam suratan Tuhan, aku rela membiarkan rentetan detik memisahkan ruang jika harus kuhabiskan sepanjang hidup dalam gemgaman tanganmu, kehangatannya yang tak kudapat dari siapapun lemahkah aku yang kerap mengharapkan engkau satu-satunya yang kupuja? keraskah hatiku jika yang kuinginkan hanya dirimu?.
Ketika…
Ketika kesedihan menenggelamkan bathinku haruskah engkau yang selalu ada di sela-sela tangisku menerjemahkan kepedihan ini adalah cinta, cinta yang tak mampu kudapat dari sosok yang tengah menggenggam tanganku saat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)



Comments :
0 comments to “Ketika”
Post a Comment